Pages

Selasa, 16 November 2010

Perjalanan Musik Underground

T13/OJ/2010 
Selly Astari Octaviani
210110090198



Musik Underground yang kita kenal dengan sebutan musik aliran metal ini, ternyata merupakan jenis musik yang merujuk kepada berbagai genre musik yang biasanya mengembangkan sub-budaya sendiri tanpa permintaan dari khalayak luas, dan cenderung kurang dikenali dan bukan merupakan musik yang komersil. Dari music underground ini sendiri muncul aliran music yang pastinya jarang terdengar di kuping masyarakat Indonesia. Karena, kebanyakan music underground ini genrenya adalah genrenya anak muda yang kebanyakan lagunya adalah lagu beraliran keras. Selain itu dalam lagu tersebut penuh dengan lirik yang emosional dan dapat membangkitkan atau mempengaruhi emosi pendengarnya. Karena, setiap lirik tersebut dibarengi oleh dentuman musik khas underground yang selalu bertempo cepat dan keras, sehingga mudah membangkitkan emosi dan amarah pendengarnya. Namun, kebanyakan band-band yang alirannya seperti ini kehidupannya banyak dipengaruhi oleh minuman keras dan pergaulan bebas, tetapi ternyata ada beberapa perbedaan yang terjadi diantara underground yang bermain di gigs dan yang sudah bermain di panggung. Perbedaan yang mencolok adalah kemajuan dari segala aspek yang terlihat oleh mata atau kehidupan sehari-harinya dari band-band tersebut.

Salah satu band beraliran genre musik ini yang telah dikenal masyarakat adalah band Burgerkill. Band ini merupakan band hardcore yang berasal dari Ujung Berung, kota Bandung, Jawa Barat. Nama Burgerkill diambil dari nama restaurant siap saji di Amerika. Band ini merupakan band fenomenal yang memiliki aliran super keras di populasi musik keras, khususnya di Indonesia. Burgerkill berdiri pada bulan Mei tahun 1995 yang didirikan oleh Eben. Eben menganggap bahwa band ini merupakan bagian dari hidupnya dan berpikir keras untuk membuat band Burgerkill diakui di masyarakat. Selain itu, Burgerkill sendiri juga diakui keberadaannya di Jakarta. Apalagi salah satu produsernya membantu salah satu band trash metal asal Jakarta, March, untuk membantu pengerjaan album March Polymath dan memproduserinya. March sendiri akhirnya mengatakan kalau Burgerkill adalah salah satu partner band yang memiliki pengaruh dalam industi music indie, terutama metal di Indonesia. Karena, menurut mereka Burgerkill adalah band metal yang tahun berdirinya sendiri merupakan generasi yang sama dengan March.

Lalu berdasarkan pandangan dari beberapa individu mengenai musik underground dan band – band yang menganut aliran musik tersebut berpendapat bahwa orang – orang yang memilih jenis musik itu adalah orang – orang yang menyukai kebebasan, tidak terikat, dan ingin berekspresi secara luas. Menurut Arif Nurachman, mahasiswa Jurusan Desain, Universitas ITENAS, band beraliran keras ini menunjukkan keinginan kebebasannya dari lirik dan lagu yang dimainkan oleh mereka. Biasanya dalam menentukan jenis musik untuk sebuah band berasal dari panggilan hati setiap personelnya.

Ciri khas yang ditunjukkan peminat dan personel music jenis ini pun bukan hanya terlihat dari lagunya, tetapi dari segi penampilannya. Menurut Satria, mahasiswa jurusan Jurnalistik Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM) UNPAD, penikmat musik aliran punk berpenampilan alay, sedangkan personel musik aliran hardcore berpenampilan biasa saja dengan rambut gondrong. Namun, zaman sekarang penampilan penikmat musik ini sudah tidak lagi mengikuti fashion barat.

Band aliran keras ini juga terkenal dengan penikmat dan personelnya yang dominan berjenis kelamin laki – laki. Namun, pendapat tersebut dibantah oleh kedatangan band baru bernama ALAMORY, yang memiliki dua personel perempuan. Mereka berpendapat bahwa tidak hanya laki-laki yang menyukai aliran musik jenis ini karena perempuan dengan kemampuan tertentu juga dapat melakukan gebrakan di dunia musik aliran keras.

0 komentar:

Posting Komentar