Pages

Selasa, 16 November 2010

Korea, Lahirnya Generasi Musik Baru

T13/OJ/2010
Uswatun Khasanah
210110090192

Musik, kata yang kini tidak hanya sekedar menggambarkan gaya hidup, namun telah masuk ke dalam kehidupan sehari-hari kita, beberapa film musikal telah berhasil memperlihatkan pada masyarakat bahwa musik dapat kita temukan di setiap gerakan dari kegiatan kita. Musik pun mulai membentuk massanya sendiri, namun setiap orang memiliki pendapat yang berbeda terhadap setiap jenis musik, pop, jazz, rock, klasik, hingga dangdut bagi sebagian orang yang mengenal musik tersebut. Telah terbentuk banyak grup musik dengan jenis musik yang bervariasi. Mereka memilih jenis musik mana yang akan mereka ‘anut’ lalu konsisten dengan jenis musik tersebut, terkadang ada yang pindah ‘aliran’, namun hanya sedikit yang tidak memiliki ‘aliran’ musik yang tetap.
Masyarakat Indonesia, pada umumnya cukup mengapresiasi musik, dari anak kecil hingga orang tua, mereka memiliki jenis musik kesukaan masing-masing. Remaja, khususnya di Indonesia memegang peran penting dalam musik dunia sekarang, karena remaja pada zaman ini sangat mudah untuk dipengaruhi dan dikontrol, mereka memiliki kekuatan besar ketika bersatu. Biasanya, peran yang mereka jalani adalah fans atau penggemar.
Akhir-akhir ini, ada wilayah musik baru, selain dunia musik barat, yang mulai mendominasi penggemar hampir di seluruh Asia, termasuk Indonesia, wilayah tersebut adalah Korea. Berbagai boyband dan girlband telah diproduksi oleh dunia hiburan di Korea. Musik yang mereka sajikan serupa, namun mereka memiliki taktik dan ide sendiri untuk memasarkan musik tersebut, yaitu dengan memanfaatkan emosi yang dimiliki oleh tiap manusia, mereka mengontrol para penggemar untuk mencintai idolanya dengan sesuatu yang biasa kita sebut Reality Show dan Variety Show. Dengan berbagai acara tersebut, manajemen artis Korea membentuk citra setiap karakter pada diri setiap artis yang berada di bawah manajemennya. Kecantikan, ketampanan, juga bentuk tubuh yang baik diperlukan oleh seorang idola, karena itu, tidak sedikit artis yang melakukan operasi plastik untuk mendapatkan wajah yang lebih sesuai untuk gambaran seorang idola. Mereka memperlihatkan kehidupan sehari-hari idola tersebut, tentu saja dengan konsep yang telah disesuaikan dan diatur agar terlihat natural, agar para penggemar tertarik dan memberikan simpatinya kepada setiap idola yang paling menarik hatinya.
Tentu saja idola tersebut harus memiliki talenta di bidang musik, mereka harus dapat bersuara merdu, ceria, bersemangat, juga mampu menari dengan baik, karena tarian yang bersemangat adalah salah satu daya tarik dari para idola musik di Korea ini, sebut saja Super Junior, Girls Generation, 2 PM, 2NE1, Big Bang, dan yang tariannya terlihat paling hebat akhir-akhir ini adalah SHINee. Mereka dapat membuat para penggemarnya, terutama perempuan, berteriak histeris setiap kali berkesempatan melihat penampilan mereka.







Berbagai fanbase telah terbentuk, hanya butuh waktu 48 jam dimulai dari penampilan debut SHINee hingga pembentukan fanbase terbesar mereka. Hingga kini, terhitung ratusan fanbase dari setiap grup musik Korea telah terbentuk, sebagian besar aktif untuk terus mengumpulkan massa dan memperluas jaringan penggemar pada setiap grup tertentu. Hal inilah yang dimanfaatkan oleh dunia hiburan Korea untuk memperbesar industry musik mereka. Harga sebuah CD yang terbilang cukup mahal dapat dibeli dengan mudahnya oleh para penggemar yang bahkan belum bisa menghasilkan uangnya sendiri. Penggemar ini memastikan suksesnya setiap konser yang diadakan oleh setiap grup di  belahan dunia manapun. Jika para penggemar musik Korea sudah sepakat melalui fanbase yang tersebar di seluruh penjuru Asia dan luar Asia, seringkali sesuatu yang berhubungan dengan industri musik Korea memasuki daftar trending topic di salah satu situs jejaring sosial, yaitu Twitter. Bahkan Kim Hee Chul, salah satu anggota Super Junior berada dalam list teratas di trending topic Twitter tersebut selama satu hari penuh.
Dengan mudahnya, mereka sanggup membuat penggemar yang tidak terhitung jumlahnya melakukan sesuatu yang mereka inginkan, bahkan uang jutaan akan dengan mudahnya menglir keluar demi menonton konser mereka. Kini, musik Korea telah memegang peranan penting di dalam industri musik Asia, dan perlu diperhitungkan di industri musik dunia.
sumber:
wishuponastarrynight.wordpress.com
nuel92.wordpress.com
sookyeong.wordpress.com
fanpop.com
minsarang.wordpress.com
lonely-heaven91.blogspot.com


Arti Musik di Berbagai Kalangan

T13/OJ/2010                                                                                                    
Marchiana Aulya Haqikah
210110090187



            Banyak pendapat yang dikeluarkan tat kala ditanya arti dari musik. Bagi pemain band, musik merupakan tempat di mana ia bisa menunjukan bakatnya. Bagi pengamen, musik adalahsumber kehidupan. Bagi pekerja kantoran atau swasta, musik adalah hiburan yang di mana ia dapat menuangkan rasa penatnya setelah seharian bekerja. Bagi anak muda, musik itu funk. Dan banyak lagi arti dari musik itu sendiri, tergantung bagaiman Anda merasakan makna di balik kata musik tersebut.
            Seperti yang dikatakan oleh Dadan Rukanda, seorang pekerja kantoran di kawasan Bandung tepatnya di Jl.Gatsu no. 88 Sangraha. Menurutnya musik adalah tempat di mana dia bisa berkarauke seharian penuh untuk melepaskan rasa lelah yang kian membuntuti sepekan terakhir. Lain lagi dengan Agis, remaja berumur 13 tahun ini menuturkan bahwa musik merupakan sumber penghasilan sehari-hari walaupun pada kenyataannya itu tidak pernah menutupi kebutuhannya. Tapi sosok remaja ini sangat patut diacungkan jempol, pasalnya ia mengamen setelah pulang sekolah. “awlanya sih saya malu untuk mengamen, tapi saya dan Ayah butuh sekali dengan hasil uang ini, itung-itung membantu biaya sekolah dan tentunya makan”.
            Kehidupan dua orang yang telah memberikan pernyataan tadi sangat kontras sekali perbedaanya, yang satu menyebutnya hiburan sementara satunya lagi mengatakan sumber kehidupan. Seharusnya kita sebagai orang yang bisa dikatakan beruntung ini (idealnya) bisa bersyukur akan hidup yang seperti ini. Dan lagi, dari kehidupan pengamen inilah seharusnya pemerintah menadikannya cerminan bagi pemerintah untuk bisa bekerja lebih baik lagi agar rakyatnya tidak sengsara.
            Berbagai macam musik telah lahir hari ini,apalagi mengingat dengan segala teknologi yang canggih maka setiap orang dapat berkreasi apapun seperti mengarasement lagu, musiknya, liriknya dan lain-lain. Dapat mempengaruhi hasil cipta atau karya yang sesuai dengan keinginan para pencinta musik. Tapi sayangnya dengan berbagai kecanggihan inilah anak bangsa, terutama remaja tidak lagi mengenal musik tradional dengan baik. Mereka lebih terbuka dengan gendre musik yang datang dari luar, karena menurutnya ini terdengar lebih keren dan juga funk dari pada harus mendengarkan musik yang terdengar lawas.
            Tapi tidak semua para remaja ini berprilaku demikian, ada juga remaja yang peduli akan musik traditional. Sebut saja beberapa mahasiswa Unpad yang mengikuti sejumlah UKM yang diadakan oleh Universitas terkait musik traditional sebut saja LISES (Lingkung Seni Sunda) dan UPBM (Unit Pecinta Budaya Minang). Mereka mengaku senang dengan belajar lebih mendalami jenis musik yang seperti ini.
            Agar identitas budaya Indonesia akan musik traditional tidak hilang maka ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk hal ini, misalnya saja diadakannya Parade musik dari berbagai daerah baik itu berupa musik tradisional atau modern, yang jelas tidak menjadikannya perpecahan diantara penyuka jenis musik yang diminati.





Lampiran  
Data Narasumber :
 Dadan Rukanda
Bandung, 13 Desember 1972
Gedung Perkantoran Gatsu No. 88 (Sangraha)
0227333811


Musik Klasik dan Generasi Muda

T13/OJ/2010
Khara Gracia Maulina
210110090161

Ketika sosok Putri Ayu mulai banyak dikenal lewat program “Indonesia Mencari Bakat” yang ditayangkan oleh Trans TV beberapa waktu yang lalu, dunia musik Indonesia mulai ‘diguncang’ lagi oleh aliran yang semakin jarang terdengar di negeri kita ini. Seperti komentar para juri acara tersebut, Putri Ayu telah “membawa kembali angin segar bagi dunia hiburan Indonesia”. Pun salah satu juri tamu yang pernah mengomentari penampilannya, Tantowi Yahya, berujar, “Saya rasa orang-orang seperti Addie MS pasti akan bahagia melihat ada seorang bakat muda yang memiliki perhatian dan talent yang jenis musik yang jarang diminati oleh orang lain ini,”. Kala itu memang seriosa menjadi tak asing di telinga para pemirsa IMB. Namun, tak ada yang dapat memastikan bagaimana nasibnya sekarang di kancah musik Indonesia.

Ketidakpastian itu juga dialami oleh saudaranya, musik klasik, yang kini makin samar gaungnya ditelan genre musik lain di tanah air. Setidaknya demikianlah pendapat Martha, 18, mahasiswi jurusan Konservatori Musik Universitas Pelita Harapan Jakarta. “Musik klasik itu susah dicerna dan dimengerti,” ujarnya. “Jadi, kebanyakan orang baru bisa cinta musik klasik setelah mereka bener-bener paham tentang musik tersebut,”

Seriosa sendiri lahir dari budaya opera asal Italia yang populer terutama pada abad ke-18. Aliran ini kemudian turut memengaruhi musik pada Periode Klasik, juga di abad ke-18, yang akhirnya melahirkan musik klasik itu sendiri. Di Indonesia, musik-musik jenis ini dibawa oleh bangsa Belanda namun baru mulai berkembang sekitar tahun 1940-an.

Sejak lama sudah banyak upaya untuk memasyarakatkan musik klasik di Indonesia. Presiden Republik Indonesia pertama, Bung Karno, di tahun 1950-an selalu memerintahkan agar musik klasik diputar di Kebun Raya Bogor tiap hari Minggu dan hari libur, saat masyarakat luas tengah berkunjung ke sana. Bertahun-tahun setelahnya, sanggar-sanggar musik klasik juga mulai bermunculan di negeri ini.

Walaupun demikian, tampaknya belakangan ini tipe musik seperti ini kian ditinggalkan oleh bangsa kita. “Generasi muda Indonesia cenderung lebih suka mengikuti tren masa kini,” ujar Aditya, 23, seorang anggota Paduan Suara Sola Gratia Perkantas Denpasar. “Di kalangan anak muda sekarang, minat terhadap musik klasik bisa dibilang sangat kecil. Orang-orang yang suka musik klasik umumnya adalah mereka yang memang mengerti dan mendalami musik,”

Budaya masyarakat Indonesia yang lebih menyenangi musik-musik yang lebih ringan serta yang tengah populer ini kian ditunjukkan oleh sedikitnya lagu klasik yang menduduki peringkat di berbagai chart musik tanah air. Tetapi apakah bangsa ini sepenuhnya telah tuli akan musik klasik? Tidak demikian menurut Imelda, 26, guru piano di Yamaha Musik Indonesia. “Cukup banyak juga kok, anak muda sekarang yang mau belajar musik klasik. Mungkin karena musik klasik itu basic-nya, jadi pertama belajar klasik dulu, baru setelahnya mendalami jenis musik lain yang lebih mudah seperti jazz. Kalau sudah belajar klasik, pasti belajar yang lain jadi lebih mudah,” paparnya.

Data Narasumber


Nama: Aditya Dei
Kontak: adityadei.05@gmail.com








Nama: Martha S. Herman
Kontak: marthasilvanaherman@yahoo.com






Nama: Imelda
Kontak: imelda_0409@yahoo.co.id


Arti Musik di Mata Khalayak

T13/OJ/2010                                                                                                    
Marchiana Aulya Haqikah
210110090187


            Banyak pendapat yang dikeluarkan tat kala ditanya arti dari musik. Bagi pemain band, musik merupakan tempat di mana ia bisa menunjukan bakatnya. Bagi pengamen, musik adalahsumber kehidupan. Bagi pekerja kantoran atau swasta, musik adalah hiburan yang di mana ia dapat menuangkan rasa penatnya setelah seharian bekerja. Bagi anak muda, musik itu funk. Dan banyak lagi arti dari musik itu sendiri, tergantung bagaiman Anda merasakan makna di balik kata musik tersebut.
            Seperti yang dikatakan oleh Dadan Rukanda, seorang pekerja kantoran di kawasan Bandung tepatnya di Jl.Gatsu no. 88 Sangraha. Menurutnya musik adalah tempat di mana dia bisa berkarauke seharian penuh untuk melepaskan rasa lelah yang kian membuntuti sepekan terakhir. Lain lagi dengan Agis, remaja berumur 13 tahun ini menuturkan bahwa musik merupakan sumber penghasilan sehari-hari walaupun pada kenyataannya itu tidak pernah menutupi kebutuhannya. Tapi sosok remaja ini sangat patut diacungkan jempol, pasalnya ia mengamen setelah pulang sekolah. “awlanya sih saya malu untuk mengamen, tapi saya dan Ayah butuh sekali dengan hasil uang ini, itung-itung membantu biaya sekolah dan tentunya makan”.
            Kehidupan dua orang yang telah memberikan pernyataan tadi sangat kontras sekali perbedaanya, yang satu menyebutnya hiburan sementara satunya lagi mengatakan sumber kehidupan. Seharusnya kita sebagai orang yang bisa dikatakan beruntung ini (idealnya) bisa bersyukur akan hidup yang seperti ini. Dan lagi, dari kehidupan pengamen inilah seharusnya pemerintah menadikannya cerminan bagi pemerintah untuk bisa bekerja lebih baik lagi agar rakyatnya tidak sengsara.
            Berbagai macam musik telah lahir hari ini,apalagi mengingat dengan segala teknologi yang canggih maka setiap orang dapat berkreasi apapun seperti mengarasement lagu, musiknya, liriknya dan lain-lain. Dapat mempengaruhi hasil cipta atau karya yang sesuai dengan keinginan para pencinta musik. Tapi sayangnya dengan berbagai kecanggihan inilah anak bangsa, terutama remaja tidak lagi mengenal musik tradional dengan baik. Mereka lebih terbuka dengan gendre musik yang datang dari luar, karena menurutnya ini terdengar lebih keren dan juga funk dari pada harus mendengarkan musik yang terdengar lawas.
            Tapi tidak semua para remaja ini berprilaku demikian, ada juga remaja yang peduli akan musik traditional. Sebut saja beberapa mahasiswa Unpad yang mengikuti sejumlah UKM yang diadakan oleh Universitas terkait musik traditional sebut saja LISES (Lingkung Seni Sunda) dan UPBM (Unit Pecinta Budaya Minang). Mereka mengaku senang dengan belajar lebih mendalami jenis musik yang seperti ini.
            Agar identitas budaya Indonesia akan musik traditional tidak hilang maka ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk hal ini, misalnya saja diadakannya Parade musik dari berbagai daerah baik itu berupa musik tradisional atau modern, yang jelas tidak menjadikannya perpecahan diantara penyuka jenis musik yang diminati.





Lampiran  
Data Narasumber :
 Dadan Rukanda
Bandung, 13 Desember 1972
Gedung Perkantoran Gatsu No. 88 (Sangraha)
0227333811