Pages

Selasa, 16 November 2010

Musik Klasik dan Generasi Muda

T13/OJ/2010
Khara Gracia Maulina
210110090161

Ketika sosok Putri Ayu mulai banyak dikenal lewat program “Indonesia Mencari Bakat” yang ditayangkan oleh Trans TV beberapa waktu yang lalu, dunia musik Indonesia mulai ‘diguncang’ lagi oleh aliran yang semakin jarang terdengar di negeri kita ini. Seperti komentar para juri acara tersebut, Putri Ayu telah “membawa kembali angin segar bagi dunia hiburan Indonesia”. Pun salah satu juri tamu yang pernah mengomentari penampilannya, Tantowi Yahya, berujar, “Saya rasa orang-orang seperti Addie MS pasti akan bahagia melihat ada seorang bakat muda yang memiliki perhatian dan talent yang jenis musik yang jarang diminati oleh orang lain ini,”. Kala itu memang seriosa menjadi tak asing di telinga para pemirsa IMB. Namun, tak ada yang dapat memastikan bagaimana nasibnya sekarang di kancah musik Indonesia.

Ketidakpastian itu juga dialami oleh saudaranya, musik klasik, yang kini makin samar gaungnya ditelan genre musik lain di tanah air. Setidaknya demikianlah pendapat Martha, 18, mahasiswi jurusan Konservatori Musik Universitas Pelita Harapan Jakarta. “Musik klasik itu susah dicerna dan dimengerti,” ujarnya. “Jadi, kebanyakan orang baru bisa cinta musik klasik setelah mereka bener-bener paham tentang musik tersebut,”

Seriosa sendiri lahir dari budaya opera asal Italia yang populer terutama pada abad ke-18. Aliran ini kemudian turut memengaruhi musik pada Periode Klasik, juga di abad ke-18, yang akhirnya melahirkan musik klasik itu sendiri. Di Indonesia, musik-musik jenis ini dibawa oleh bangsa Belanda namun baru mulai berkembang sekitar tahun 1940-an.

Sejak lama sudah banyak upaya untuk memasyarakatkan musik klasik di Indonesia. Presiden Republik Indonesia pertama, Bung Karno, di tahun 1950-an selalu memerintahkan agar musik klasik diputar di Kebun Raya Bogor tiap hari Minggu dan hari libur, saat masyarakat luas tengah berkunjung ke sana. Bertahun-tahun setelahnya, sanggar-sanggar musik klasik juga mulai bermunculan di negeri ini.

Walaupun demikian, tampaknya belakangan ini tipe musik seperti ini kian ditinggalkan oleh bangsa kita. “Generasi muda Indonesia cenderung lebih suka mengikuti tren masa kini,” ujar Aditya, 23, seorang anggota Paduan Suara Sola Gratia Perkantas Denpasar. “Di kalangan anak muda sekarang, minat terhadap musik klasik bisa dibilang sangat kecil. Orang-orang yang suka musik klasik umumnya adalah mereka yang memang mengerti dan mendalami musik,”

Budaya masyarakat Indonesia yang lebih menyenangi musik-musik yang lebih ringan serta yang tengah populer ini kian ditunjukkan oleh sedikitnya lagu klasik yang menduduki peringkat di berbagai chart musik tanah air. Tetapi apakah bangsa ini sepenuhnya telah tuli akan musik klasik? Tidak demikian menurut Imelda, 26, guru piano di Yamaha Musik Indonesia. “Cukup banyak juga kok, anak muda sekarang yang mau belajar musik klasik. Mungkin karena musik klasik itu basic-nya, jadi pertama belajar klasik dulu, baru setelahnya mendalami jenis musik lain yang lebih mudah seperti jazz. Kalau sudah belajar klasik, pasti belajar yang lain jadi lebih mudah,” paparnya.

Data Narasumber


Nama: Aditya Dei
Kontak: adityadei.05@gmail.com








Nama: Martha S. Herman
Kontak: marthasilvanaherman@yahoo.com






Nama: Imelda
Kontak: imelda_0409@yahoo.co.id


1 komentar:

Draft Blogging mengatakan...

Semoga indonesia memmpunyai banyak generasi muda yang berbakat salah satunya dengan melestarikan Musik klasik....

Posting Komentar