Pages

Selasa, 16 November 2010

RUMAH MUSIK HARRY ROESLI, Harry Roesli yang tak pernah mati

T13/ OJ/ 2010
Pritha S. Putri
210110090203


Merchant

Sebuah rumah yang berada di jalan Supratman No. 57 Bandung ini merupakan sebuah dedikasi untuk mengenang dan menghargai karya-karya musik Almarhum Harry Roesli. Rumah ini adalah tempat yang cukup unik, karena dijadikan tempat untuk berkumpul dan bermain musik bersama anak-anak jalanan. 

Ya. Di Rumah Musik Harry Roesli ini anak-anak jalanan direkrut untuk selanjutnya dilihat dan dilatih oleh senior-senior ketika kang Harry Roesli masih hidup. Apa saja yang dikerjakan? Ada kegiatan perkusi, band, dan seni lukis juga ada. Tidak hanya anak jalanan, secara umum RMHR ini juga terbuka untuk umum. Dengan pendaftaran sebesar Rp 75.000,00 , mereka dilatih di satu tempat yang bagus, satu orang dilatih oleh satu guru di satu ruangan kedap suara dan tiap setengah tahun sekali akan ada tes kenaikan tingkat.

Bagaimana dengan anak-anak jalanannya, apakah mereka dipungut biaya juga? Justru kegiatan memungut dan menampung anak-anak jalanan di RMHR bertujuan untuk membina mereka menjadi anak-anak mandiri yang tidak dipandang sebelah mata oleh masyarakat dan mereka bisa mencari uang dengan cara yang lebih halal dan menyalurkan bakat mereka dibidang musik. Tidak sedikit anak-anak jalanan yang dibina pada awalnya adalah anak-anak jalanan yang nakal, setelah dibina dengan baik, mereka berubah menjadi anak penurut. 

Bagi Surya Nugroho, mahasiswa teknik sipil Unpar, RMHR dipandangnya lebih menjadi sebuah rumah kreatif. Sebuah rumah yang menuntut anak-anak yang didalamnya untuk sebisa mungkin untuk bisa apapun. Misalnya RMHR akan mengadakan pertunjukan kabaret, maka anak-anak yang terlibat mau tidak mau, bisa tidak bisa akan memainkan peran di kabaret tersebut. Di RMHR memang tidak begitu sering diundang untuk mengisi acara, tetapi lebih sering untuk membuat acara sendiri. Seperti misalnya pada tahun 2008 kemarin acara yang digagas untuk membuat RMHR menjadi go international dengan menggabungkan unsur musik gamelan dan jazz. Pantaslah Harry Roesli tak pernah mati, karena ada anak-anak generasi muda yang akan meneruskan kegiatan bermusik kang Harry Roesli. (PS)


*Narasumber adalah Surya Nugroho, mahasiswa Teknik Sipil Universitas Parahyangan 2009. Bergabung di RMHR sejak duduk di kelas 6 SD dengan spesifikasi yang diambil adalah drummer. Wawancara via Abdussallam Quarta Buana yang juga sempat mengikuti latihan di RMHR.

2 komentar:

Unknown mengatakan...

Biaya pendaftaran masih sama sampai hari ini?
Ada batas pendaftaran nggak??

Unknown mengatakan...

bagaimana cara mendaftar ke rmhr ini?

Posting Komentar