Pages

Selasa, 16 November 2010

Korea, Lahirnya Generasi Musik Baru

T13/OJ/2010
Uswatun Khasanah
210110090192

Musik, kata yang kini tidak hanya sekedar menggambarkan gaya hidup, namun telah masuk ke dalam kehidupan sehari-hari kita, beberapa film musikal telah berhasil memperlihatkan pada masyarakat bahwa musik dapat kita temukan di setiap gerakan dari kegiatan kita. Musik pun mulai membentuk massanya sendiri, namun setiap orang memiliki pendapat yang berbeda terhadap setiap jenis musik, pop, jazz, rock, klasik, hingga dangdut bagi sebagian orang yang mengenal musik tersebut. Telah terbentuk banyak grup musik dengan jenis musik yang bervariasi. Mereka memilih jenis musik mana yang akan mereka ‘anut’ lalu konsisten dengan jenis musik tersebut, terkadang ada yang pindah ‘aliran’, namun hanya sedikit yang tidak memiliki ‘aliran’ musik yang tetap.
Masyarakat Indonesia, pada umumnya cukup mengapresiasi musik, dari anak kecil hingga orang tua, mereka memiliki jenis musik kesukaan masing-masing. Remaja, khususnya di Indonesia memegang peran penting dalam musik dunia sekarang, karena remaja pada zaman ini sangat mudah untuk dipengaruhi dan dikontrol, mereka memiliki kekuatan besar ketika bersatu. Biasanya, peran yang mereka jalani adalah fans atau penggemar.
Akhir-akhir ini, ada wilayah musik baru, selain dunia musik barat, yang mulai mendominasi penggemar hampir di seluruh Asia, termasuk Indonesia, wilayah tersebut adalah Korea. Berbagai boyband dan girlband telah diproduksi oleh dunia hiburan di Korea. Musik yang mereka sajikan serupa, namun mereka memiliki taktik dan ide sendiri untuk memasarkan musik tersebut, yaitu dengan memanfaatkan emosi yang dimiliki oleh tiap manusia, mereka mengontrol para penggemar untuk mencintai idolanya dengan sesuatu yang biasa kita sebut Reality Show dan Variety Show. Dengan berbagai acara tersebut, manajemen artis Korea membentuk citra setiap karakter pada diri setiap artis yang berada di bawah manajemennya. Kecantikan, ketampanan, juga bentuk tubuh yang baik diperlukan oleh seorang idola, karena itu, tidak sedikit artis yang melakukan operasi plastik untuk mendapatkan wajah yang lebih sesuai untuk gambaran seorang idola. Mereka memperlihatkan kehidupan sehari-hari idola tersebut, tentu saja dengan konsep yang telah disesuaikan dan diatur agar terlihat natural, agar para penggemar tertarik dan memberikan simpatinya kepada setiap idola yang paling menarik hatinya.
Tentu saja idola tersebut harus memiliki talenta di bidang musik, mereka harus dapat bersuara merdu, ceria, bersemangat, juga mampu menari dengan baik, karena tarian yang bersemangat adalah salah satu daya tarik dari para idola musik di Korea ini, sebut saja Super Junior, Girls Generation, 2 PM, 2NE1, Big Bang, dan yang tariannya terlihat paling hebat akhir-akhir ini adalah SHINee. Mereka dapat membuat para penggemarnya, terutama perempuan, berteriak histeris setiap kali berkesempatan melihat penampilan mereka.







Berbagai fanbase telah terbentuk, hanya butuh waktu 48 jam dimulai dari penampilan debut SHINee hingga pembentukan fanbase terbesar mereka. Hingga kini, terhitung ratusan fanbase dari setiap grup musik Korea telah terbentuk, sebagian besar aktif untuk terus mengumpulkan massa dan memperluas jaringan penggemar pada setiap grup tertentu. Hal inilah yang dimanfaatkan oleh dunia hiburan Korea untuk memperbesar industry musik mereka. Harga sebuah CD yang terbilang cukup mahal dapat dibeli dengan mudahnya oleh para penggemar yang bahkan belum bisa menghasilkan uangnya sendiri. Penggemar ini memastikan suksesnya setiap konser yang diadakan oleh setiap grup di  belahan dunia manapun. Jika para penggemar musik Korea sudah sepakat melalui fanbase yang tersebar di seluruh penjuru Asia dan luar Asia, seringkali sesuatu yang berhubungan dengan industri musik Korea memasuki daftar trending topic di salah satu situs jejaring sosial, yaitu Twitter. Bahkan Kim Hee Chul, salah satu anggota Super Junior berada dalam list teratas di trending topic Twitter tersebut selama satu hari penuh.
Dengan mudahnya, mereka sanggup membuat penggemar yang tidak terhitung jumlahnya melakukan sesuatu yang mereka inginkan, bahkan uang jutaan akan dengan mudahnya menglir keluar demi menonton konser mereka. Kini, musik Korea telah memegang peranan penting di dalam industri musik Asia, dan perlu diperhitungkan di industri musik dunia.
sumber:
wishuponastarrynight.wordpress.com
nuel92.wordpress.com
sookyeong.wordpress.com
fanpop.com
minsarang.wordpress.com
lonely-heaven91.blogspot.com


Arti Musik di Berbagai Kalangan

T13/OJ/2010                                                                                                    
Marchiana Aulya Haqikah
210110090187



            Banyak pendapat yang dikeluarkan tat kala ditanya arti dari musik. Bagi pemain band, musik merupakan tempat di mana ia bisa menunjukan bakatnya. Bagi pengamen, musik adalahsumber kehidupan. Bagi pekerja kantoran atau swasta, musik adalah hiburan yang di mana ia dapat menuangkan rasa penatnya setelah seharian bekerja. Bagi anak muda, musik itu funk. Dan banyak lagi arti dari musik itu sendiri, tergantung bagaiman Anda merasakan makna di balik kata musik tersebut.
            Seperti yang dikatakan oleh Dadan Rukanda, seorang pekerja kantoran di kawasan Bandung tepatnya di Jl.Gatsu no. 88 Sangraha. Menurutnya musik adalah tempat di mana dia bisa berkarauke seharian penuh untuk melepaskan rasa lelah yang kian membuntuti sepekan terakhir. Lain lagi dengan Agis, remaja berumur 13 tahun ini menuturkan bahwa musik merupakan sumber penghasilan sehari-hari walaupun pada kenyataannya itu tidak pernah menutupi kebutuhannya. Tapi sosok remaja ini sangat patut diacungkan jempol, pasalnya ia mengamen setelah pulang sekolah. “awlanya sih saya malu untuk mengamen, tapi saya dan Ayah butuh sekali dengan hasil uang ini, itung-itung membantu biaya sekolah dan tentunya makan”.
            Kehidupan dua orang yang telah memberikan pernyataan tadi sangat kontras sekali perbedaanya, yang satu menyebutnya hiburan sementara satunya lagi mengatakan sumber kehidupan. Seharusnya kita sebagai orang yang bisa dikatakan beruntung ini (idealnya) bisa bersyukur akan hidup yang seperti ini. Dan lagi, dari kehidupan pengamen inilah seharusnya pemerintah menadikannya cerminan bagi pemerintah untuk bisa bekerja lebih baik lagi agar rakyatnya tidak sengsara.
            Berbagai macam musik telah lahir hari ini,apalagi mengingat dengan segala teknologi yang canggih maka setiap orang dapat berkreasi apapun seperti mengarasement lagu, musiknya, liriknya dan lain-lain. Dapat mempengaruhi hasil cipta atau karya yang sesuai dengan keinginan para pencinta musik. Tapi sayangnya dengan berbagai kecanggihan inilah anak bangsa, terutama remaja tidak lagi mengenal musik tradional dengan baik. Mereka lebih terbuka dengan gendre musik yang datang dari luar, karena menurutnya ini terdengar lebih keren dan juga funk dari pada harus mendengarkan musik yang terdengar lawas.
            Tapi tidak semua para remaja ini berprilaku demikian, ada juga remaja yang peduli akan musik traditional. Sebut saja beberapa mahasiswa Unpad yang mengikuti sejumlah UKM yang diadakan oleh Universitas terkait musik traditional sebut saja LISES (Lingkung Seni Sunda) dan UPBM (Unit Pecinta Budaya Minang). Mereka mengaku senang dengan belajar lebih mendalami jenis musik yang seperti ini.
            Agar identitas budaya Indonesia akan musik traditional tidak hilang maka ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk hal ini, misalnya saja diadakannya Parade musik dari berbagai daerah baik itu berupa musik tradisional atau modern, yang jelas tidak menjadikannya perpecahan diantara penyuka jenis musik yang diminati.





Lampiran  
Data Narasumber :
 Dadan Rukanda
Bandung, 13 Desember 1972
Gedung Perkantoran Gatsu No. 88 (Sangraha)
0227333811


Musik Klasik dan Generasi Muda

T13/OJ/2010
Khara Gracia Maulina
210110090161

Ketika sosok Putri Ayu mulai banyak dikenal lewat program “Indonesia Mencari Bakat” yang ditayangkan oleh Trans TV beberapa waktu yang lalu, dunia musik Indonesia mulai ‘diguncang’ lagi oleh aliran yang semakin jarang terdengar di negeri kita ini. Seperti komentar para juri acara tersebut, Putri Ayu telah “membawa kembali angin segar bagi dunia hiburan Indonesia”. Pun salah satu juri tamu yang pernah mengomentari penampilannya, Tantowi Yahya, berujar, “Saya rasa orang-orang seperti Addie MS pasti akan bahagia melihat ada seorang bakat muda yang memiliki perhatian dan talent yang jenis musik yang jarang diminati oleh orang lain ini,”. Kala itu memang seriosa menjadi tak asing di telinga para pemirsa IMB. Namun, tak ada yang dapat memastikan bagaimana nasibnya sekarang di kancah musik Indonesia.

Ketidakpastian itu juga dialami oleh saudaranya, musik klasik, yang kini makin samar gaungnya ditelan genre musik lain di tanah air. Setidaknya demikianlah pendapat Martha, 18, mahasiswi jurusan Konservatori Musik Universitas Pelita Harapan Jakarta. “Musik klasik itu susah dicerna dan dimengerti,” ujarnya. “Jadi, kebanyakan orang baru bisa cinta musik klasik setelah mereka bener-bener paham tentang musik tersebut,”

Seriosa sendiri lahir dari budaya opera asal Italia yang populer terutama pada abad ke-18. Aliran ini kemudian turut memengaruhi musik pada Periode Klasik, juga di abad ke-18, yang akhirnya melahirkan musik klasik itu sendiri. Di Indonesia, musik-musik jenis ini dibawa oleh bangsa Belanda namun baru mulai berkembang sekitar tahun 1940-an.

Sejak lama sudah banyak upaya untuk memasyarakatkan musik klasik di Indonesia. Presiden Republik Indonesia pertama, Bung Karno, di tahun 1950-an selalu memerintahkan agar musik klasik diputar di Kebun Raya Bogor tiap hari Minggu dan hari libur, saat masyarakat luas tengah berkunjung ke sana. Bertahun-tahun setelahnya, sanggar-sanggar musik klasik juga mulai bermunculan di negeri ini.

Walaupun demikian, tampaknya belakangan ini tipe musik seperti ini kian ditinggalkan oleh bangsa kita. “Generasi muda Indonesia cenderung lebih suka mengikuti tren masa kini,” ujar Aditya, 23, seorang anggota Paduan Suara Sola Gratia Perkantas Denpasar. “Di kalangan anak muda sekarang, minat terhadap musik klasik bisa dibilang sangat kecil. Orang-orang yang suka musik klasik umumnya adalah mereka yang memang mengerti dan mendalami musik,”

Budaya masyarakat Indonesia yang lebih menyenangi musik-musik yang lebih ringan serta yang tengah populer ini kian ditunjukkan oleh sedikitnya lagu klasik yang menduduki peringkat di berbagai chart musik tanah air. Tetapi apakah bangsa ini sepenuhnya telah tuli akan musik klasik? Tidak demikian menurut Imelda, 26, guru piano di Yamaha Musik Indonesia. “Cukup banyak juga kok, anak muda sekarang yang mau belajar musik klasik. Mungkin karena musik klasik itu basic-nya, jadi pertama belajar klasik dulu, baru setelahnya mendalami jenis musik lain yang lebih mudah seperti jazz. Kalau sudah belajar klasik, pasti belajar yang lain jadi lebih mudah,” paparnya.

Data Narasumber


Nama: Aditya Dei
Kontak: adityadei.05@gmail.com








Nama: Martha S. Herman
Kontak: marthasilvanaherman@yahoo.com






Nama: Imelda
Kontak: imelda_0409@yahoo.co.id


Arti Musik di Mata Khalayak

T13/OJ/2010                                                                                                    
Marchiana Aulya Haqikah
210110090187


            Banyak pendapat yang dikeluarkan tat kala ditanya arti dari musik. Bagi pemain band, musik merupakan tempat di mana ia bisa menunjukan bakatnya. Bagi pengamen, musik adalahsumber kehidupan. Bagi pekerja kantoran atau swasta, musik adalah hiburan yang di mana ia dapat menuangkan rasa penatnya setelah seharian bekerja. Bagi anak muda, musik itu funk. Dan banyak lagi arti dari musik itu sendiri, tergantung bagaiman Anda merasakan makna di balik kata musik tersebut.
            Seperti yang dikatakan oleh Dadan Rukanda, seorang pekerja kantoran di kawasan Bandung tepatnya di Jl.Gatsu no. 88 Sangraha. Menurutnya musik adalah tempat di mana dia bisa berkarauke seharian penuh untuk melepaskan rasa lelah yang kian membuntuti sepekan terakhir. Lain lagi dengan Agis, remaja berumur 13 tahun ini menuturkan bahwa musik merupakan sumber penghasilan sehari-hari walaupun pada kenyataannya itu tidak pernah menutupi kebutuhannya. Tapi sosok remaja ini sangat patut diacungkan jempol, pasalnya ia mengamen setelah pulang sekolah. “awlanya sih saya malu untuk mengamen, tapi saya dan Ayah butuh sekali dengan hasil uang ini, itung-itung membantu biaya sekolah dan tentunya makan”.
            Kehidupan dua orang yang telah memberikan pernyataan tadi sangat kontras sekali perbedaanya, yang satu menyebutnya hiburan sementara satunya lagi mengatakan sumber kehidupan. Seharusnya kita sebagai orang yang bisa dikatakan beruntung ini (idealnya) bisa bersyukur akan hidup yang seperti ini. Dan lagi, dari kehidupan pengamen inilah seharusnya pemerintah menadikannya cerminan bagi pemerintah untuk bisa bekerja lebih baik lagi agar rakyatnya tidak sengsara.
            Berbagai macam musik telah lahir hari ini,apalagi mengingat dengan segala teknologi yang canggih maka setiap orang dapat berkreasi apapun seperti mengarasement lagu, musiknya, liriknya dan lain-lain. Dapat mempengaruhi hasil cipta atau karya yang sesuai dengan keinginan para pencinta musik. Tapi sayangnya dengan berbagai kecanggihan inilah anak bangsa, terutama remaja tidak lagi mengenal musik tradional dengan baik. Mereka lebih terbuka dengan gendre musik yang datang dari luar, karena menurutnya ini terdengar lebih keren dan juga funk dari pada harus mendengarkan musik yang terdengar lawas.
            Tapi tidak semua para remaja ini berprilaku demikian, ada juga remaja yang peduli akan musik traditional. Sebut saja beberapa mahasiswa Unpad yang mengikuti sejumlah UKM yang diadakan oleh Universitas terkait musik traditional sebut saja LISES (Lingkung Seni Sunda) dan UPBM (Unit Pecinta Budaya Minang). Mereka mengaku senang dengan belajar lebih mendalami jenis musik yang seperti ini.
            Agar identitas budaya Indonesia akan musik traditional tidak hilang maka ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk hal ini, misalnya saja diadakannya Parade musik dari berbagai daerah baik itu berupa musik tradisional atau modern, yang jelas tidak menjadikannya perpecahan diantara penyuka jenis musik yang diminati.





Lampiran  
Data Narasumber :
 Dadan Rukanda
Bandung, 13 Desember 1972
Gedung Perkantoran Gatsu No. 88 (Sangraha)
0227333811


Perjalanan Musik Underground

T13/OJ/2010 
Selly Astari Octaviani
210110090198



Musik Underground yang kita kenal dengan sebutan musik aliran metal ini, ternyata merupakan jenis musik yang merujuk kepada berbagai genre musik yang biasanya mengembangkan sub-budaya sendiri tanpa permintaan dari khalayak luas, dan cenderung kurang dikenali dan bukan merupakan musik yang komersil. Dari music underground ini sendiri muncul aliran music yang pastinya jarang terdengar di kuping masyarakat Indonesia. Karena, kebanyakan music underground ini genrenya adalah genrenya anak muda yang kebanyakan lagunya adalah lagu beraliran keras. Selain itu dalam lagu tersebut penuh dengan lirik yang emosional dan dapat membangkitkan atau mempengaruhi emosi pendengarnya. Karena, setiap lirik tersebut dibarengi oleh dentuman musik khas underground yang selalu bertempo cepat dan keras, sehingga mudah membangkitkan emosi dan amarah pendengarnya. Namun, kebanyakan band-band yang alirannya seperti ini kehidupannya banyak dipengaruhi oleh minuman keras dan pergaulan bebas, tetapi ternyata ada beberapa perbedaan yang terjadi diantara underground yang bermain di gigs dan yang sudah bermain di panggung. Perbedaan yang mencolok adalah kemajuan dari segala aspek yang terlihat oleh mata atau kehidupan sehari-harinya dari band-band tersebut.

Salah satu band beraliran genre musik ini yang telah dikenal masyarakat adalah band Burgerkill. Band ini merupakan band hardcore yang berasal dari Ujung Berung, kota Bandung, Jawa Barat. Nama Burgerkill diambil dari nama restaurant siap saji di Amerika. Band ini merupakan band fenomenal yang memiliki aliran super keras di populasi musik keras, khususnya di Indonesia. Burgerkill berdiri pada bulan Mei tahun 1995 yang didirikan oleh Eben. Eben menganggap bahwa band ini merupakan bagian dari hidupnya dan berpikir keras untuk membuat band Burgerkill diakui di masyarakat. Selain itu, Burgerkill sendiri juga diakui keberadaannya di Jakarta. Apalagi salah satu produsernya membantu salah satu band trash metal asal Jakarta, March, untuk membantu pengerjaan album March Polymath dan memproduserinya. March sendiri akhirnya mengatakan kalau Burgerkill adalah salah satu partner band yang memiliki pengaruh dalam industi music indie, terutama metal di Indonesia. Karena, menurut mereka Burgerkill adalah band metal yang tahun berdirinya sendiri merupakan generasi yang sama dengan March.

Lalu berdasarkan pandangan dari beberapa individu mengenai musik underground dan band – band yang menganut aliran musik tersebut berpendapat bahwa orang – orang yang memilih jenis musik itu adalah orang – orang yang menyukai kebebasan, tidak terikat, dan ingin berekspresi secara luas. Menurut Arif Nurachman, mahasiswa Jurusan Desain, Universitas ITENAS, band beraliran keras ini menunjukkan keinginan kebebasannya dari lirik dan lagu yang dimainkan oleh mereka. Biasanya dalam menentukan jenis musik untuk sebuah band berasal dari panggilan hati setiap personelnya.

Ciri khas yang ditunjukkan peminat dan personel music jenis ini pun bukan hanya terlihat dari lagunya, tetapi dari segi penampilannya. Menurut Satria, mahasiswa jurusan Jurnalistik Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM) UNPAD, penikmat musik aliran punk berpenampilan alay, sedangkan personel musik aliran hardcore berpenampilan biasa saja dengan rambut gondrong. Namun, zaman sekarang penampilan penikmat musik ini sudah tidak lagi mengikuti fashion barat.

Band aliran keras ini juga terkenal dengan penikmat dan personelnya yang dominan berjenis kelamin laki – laki. Namun, pendapat tersebut dibantah oleh kedatangan band baru bernama ALAMORY, yang memiliki dua personel perempuan. Mereka berpendapat bahwa tidak hanya laki-laki yang menyukai aliran musik jenis ini karena perempuan dengan kemampuan tertentu juga dapat melakukan gebrakan di dunia musik aliran keras.

Musik Bukan Hanya Hiburan

T13/OJ/2010
Abdussalam Quarta Buana
210110090171

Dewasa ini, musik bukan hanya merupakan hiburan saja. Musik bisa menjadi “teman” perjalanan, hobi, bahkan bisa menjadi penghidupan. Musik sudah menjadi bagian penting dalam kehidupan orang banyak. Coba saja datang ke tempat kos mahasiswa. Dari lorong tempat kos, sudah terdengar suara musik yang dimainkan dari dalam kamar-kamar mahasiswa.Selain itu, semakin banyak acara musik yang diselenggarakan, baik oleh Event Organizer (EO) profesional, universitas-universitas, bahkan anak-anak SMA. Beberapa orang bahkan mengeluarkan biaya dan tenaga yang tidak sedikit untuk datang ke pertunjukan musik.

Penyelenggara acara musik bukan hanya EO saja. Akhir-akhir ini, banyak acara musik yang diselenggarakan oleh universitas-universitas, baik negeri maupun swasta. Itupun diselenggarakan bukan hanya oleh pihak Fakultas saja, Unit Kerja Mahasiswa pun menyelenggarakan acara musik. Seperti Komunitas Musik Fikom (KMF) yang dimiliki oleh Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Universitas Padjajaran dan Syarekat Seni Fakulteit Des Recht (SSFDR) yang dimiliki oleh Fakultas Hukum (FH) Universitas Padjajaran (Unpad).

Agung (18) adalah seorang anggota KMF. Ia masuk KMF karena menyukai musik. Untuk menjadi anggota KMF, tidak perlu memiliki kemampuan memainkan alat musik. Mahasiswa yang tidak bisa bermain alat musik pun bisa menjadi anggota. Hanya perlu menyukai dan menikmati musik saja. Agung merasa mendapatkan ilmu untuk membuat suatu event dan cara berorganisasi. Selain itu, ia juga bisa sharing tentang musik dan berbagi ilmu dengan anggota lainnya.

Tahun kemarin, KMF terdiri dari dua divisi, yaitu divisi media dan divisi event. Divisi media bergerak di bidang media, seperti social network. Divisi event bergerak dalam pembuatan event KMF, baik internal atau eksternal kampus. Tahun ini, rencananya akan dibuat lima divisi. Selain itu, KMF dianggap mewadahi anggotanya untuk menyalurkan minatnya kepada musik. “KMF sangat-sangat mewadahi minat mahasiswa. Misalnya, waktu bikin event, mahasiswa menyukai bikin event. Untuk pelaku musik, bisa saling berbagi ilmu dalam bermusik”, tutur Agung. “Tahun ini, ada program KMF yang mengayomi anak-anak 2010 untuk membuat band. Rencananya mau bikin divisi buat band”, lanjut Agung.

Selain Agung, ada Hedi (18), seorang anggota SSFDR. Ia membentuk sebuah band yang semua anggotanya merupakan anggota SSFDR. Selain itu, ia juga merasa mendapatkan banyak teman dengan masuk SSFDR. SSFDR juga menambah ilmu dan wawasan seninya.

SSFDR terbagi menjadi lima divisi, yaitu musik, tari, film dan fotografi, sastra, serta teater. Hedi merupakan anggota divisi musik. SSFDR membuat acara nge-Jam di kampus minimal satu kali per bulan. “Waktu itu pernah sampai satu minggu sekali”, jelas Hedi. Bahkan, kadang ada dosen yang menyumbangkan alat musik untuk dipakai. Selain itu, SSFDR menyelenggarakan acara besar, seperti CafĂ© Night, SSFDR Night, dan membuat album kompilasi. Album tersebut berisi lagu-lagu buatan band-band SSFDR.

Menjadi anggota SSFDR tidak perlu bisa bermain musik. Sama seperti KMF, anggotanya hanya perlu menyukai musik dan menikmatinya. Penikmat musik bisa menjadi panita acara. Namun, SSFDR lebih terfokus kepada band-nya. Setiap band SSFDR memiliki kesempatan untuk tampil. “Sebisanya dilakukan rotasi”, jelas Hedi. Selain itu, terdapat program kerja membuat band, kemudian nge-jam. Ketika SSFDR membuat acara, band yang tampil diutamakan merupakan band dari SSFDR, tapi masih terbuka untuk umum.

Mengenai UKM musik ini, Agung berpendapat, “UKM musik itu bagus, karena setiap manusia memiliki jiwa seni, dan semua orang pasti suka musik”. Sependapat dengan Agung, Hedi menyatakan, “UKM musik pasti dibutuhin. Bidang akademis udah didapet dari kuliah, jadi di luar kuliah bersenang-senang. Dengan adanya UKM ini, bersenang-senang tersebut difasilitasi oleh pihak kampus”. (AB)

RUMAH MUSIK HARRY ROESLI, Harry Roesli yang tak pernah mati

T13/ OJ/ 2010
Pritha S. Putri
210110090203


Merchant

Sebuah rumah yang berada di jalan Supratman No. 57 Bandung ini merupakan sebuah dedikasi untuk mengenang dan menghargai karya-karya musik Almarhum Harry Roesli. Rumah ini adalah tempat yang cukup unik, karena dijadikan tempat untuk berkumpul dan bermain musik bersama anak-anak jalanan. 

Ya. Di Rumah Musik Harry Roesli ini anak-anak jalanan direkrut untuk selanjutnya dilihat dan dilatih oleh senior-senior ketika kang Harry Roesli masih hidup. Apa saja yang dikerjakan? Ada kegiatan perkusi, band, dan seni lukis juga ada. Tidak hanya anak jalanan, secara umum RMHR ini juga terbuka untuk umum. Dengan pendaftaran sebesar Rp 75.000,00 , mereka dilatih di satu tempat yang bagus, satu orang dilatih oleh satu guru di satu ruangan kedap suara dan tiap setengah tahun sekali akan ada tes kenaikan tingkat.

Bagaimana dengan anak-anak jalanannya, apakah mereka dipungut biaya juga? Justru kegiatan memungut dan menampung anak-anak jalanan di RMHR bertujuan untuk membina mereka menjadi anak-anak mandiri yang tidak dipandang sebelah mata oleh masyarakat dan mereka bisa mencari uang dengan cara yang lebih halal dan menyalurkan bakat mereka dibidang musik. Tidak sedikit anak-anak jalanan yang dibina pada awalnya adalah anak-anak jalanan yang nakal, setelah dibina dengan baik, mereka berubah menjadi anak penurut. 

Bagi Surya Nugroho, mahasiswa teknik sipil Unpar, RMHR dipandangnya lebih menjadi sebuah rumah kreatif. Sebuah rumah yang menuntut anak-anak yang didalamnya untuk sebisa mungkin untuk bisa apapun. Misalnya RMHR akan mengadakan pertunjukan kabaret, maka anak-anak yang terlibat mau tidak mau, bisa tidak bisa akan memainkan peran di kabaret tersebut. Di RMHR memang tidak begitu sering diundang untuk mengisi acara, tetapi lebih sering untuk membuat acara sendiri. Seperti misalnya pada tahun 2008 kemarin acara yang digagas untuk membuat RMHR menjadi go international dengan menggabungkan unsur musik gamelan dan jazz. Pantaslah Harry Roesli tak pernah mati, karena ada anak-anak generasi muda yang akan meneruskan kegiatan bermusik kang Harry Roesli. (PS)


*Narasumber adalah Surya Nugroho, mahasiswa Teknik Sipil Universitas Parahyangan 2009. Bergabung di RMHR sejak duduk di kelas 6 SD dengan spesifikasi yang diambil adalah drummer. Wawancara via Abdussallam Quarta Buana yang juga sempat mengikuti latihan di RMHR.

Senin, 15 November 2010

Klub Polisi Tokyo Asal Kanada Mengunjungi Jakarta!

T13/OJ/2010
Cut Cinta Rimandya
210110090169





           Apa yang terkenal dari negeri yang terletak paling utara di Amerika ini? Selain termasuk sebagai negara yang maju, Kanada memiliki banyak band-band berkualitas yang sudah cukup terkenal di masyarakat Indonesia sendiri. Hari minggu, 14 November lalu Balai Kartini, yang terletak di Jl. Gatot Subroto, Jakarta, sedikit diramaikan oleh kedatang band indie rock asal Kanada, Tokyo Police Club.  Band yang terdiri dari empat member, yaitu Dave Monks (Vokal, dan Bass), Josh Hook (Gitar), Graham Wright (Gitar, dan Keyboard), dan Greg Alsop (Drum). Band ini baru saja meluncurkan album baru nya "Champ" pada bulan Juni 2010 lalu, dan sekarang sudah memiliki dua buah album, dan beberapa EP yang sudah di release beberapa tahun yang lalu.

         Acara yang diselenggarakan oleh Trilogy Live, yang sebelumnya juga sudah mengundang Vampire Weekend datang ke Jakarta pada 24 Oktober lalu, kini mengundang massa kurang lebih dua ratus prang untuk memenuhi hall Kartika Expo Centre. Pembukaan acara, supporting act diisi oleh dua band asal Indonesia sendiri yang sudah mempunyai nama yang cukup besar hingga luar Indonesia, yaitu The S.I.G.I.T dan SLANK. Seperti biasa The S.I.G.I.T tampil dengan sangat elegan dan Rekti juga tampil dengan rambut baru nya, mereka melakukan performa diatas panggung selama hampir 60 menit, diakhir penampilannya tidak lupa membawa hits andalan The S.I.G.I.T sendiri, Black Amplifier yang membuat para penonton antusias untuk bernyanyi bersama. 

          SLANK tampil dengan sangat ekspresif oleh penampilan Kaka yang diakhir lagu nya sempat turun panggung dan mengajak beberapa penonton untuk berdansa bersama diatas panggung. Para SLANKERS juga tidak lupa untuk tetap membawa "bendera kebangsaan" mereka yang dipasang di depan pagar pembatas antara panggung dan penonton. Selama kurang lebih 60 menit SLANK membuat para penonton dan SLANKERS merasa terhibur dengan performa nya diatas panggung.

        Setelah performa kedua band supporting act, Tokyo Police Club naik ke panggung melantunkan lagu pertama nya dari salah satu album Champ, yaitu Favourite Colour. Selama tampilannya diatas panggung mereka juga melakukan komunikasi antara penonton secara bergiliran, Dave juga mengungkapkan rasa senangnya pertama kali datang dan tampil di Indonesia khususnya Jakarta, hal ini membuat para penonton histeris dan memberikan applause yang cukup meriah. Ditengah-tengah pertunjukkan, mereka juga sempat melakukan kolaborasi dengan The S.I.G.I.T dan SLANK. Rekti, The S.I.G.I.T dan Abdee, SLANK bersama Tokyo Police Club membawakan lagu "My Name Is Jonas" yang merupakan salah satu lagu dari band ternama, Weezer. 

           Tokyo Police Club tampil dengan sangat rapi dan ekspresif, juga sound yang sangat mendukung. Lantunan keyboard Graham membuat sepanjang lagu memiliki warna yang variatif tidak seperti layaknya band indie rock lain, tetapi permainan gitar Josh tetap memberikan suasana musik rock dengan adanya solo gitar sepanjang lagu mengentalkan bahwa mereka memiliki warna lain dalam membawakan musik rock!. Sekitar 20 lagu mereka bawakan, termasuk lagu-lagu dari EP mereka, A Lesson In Crime. Encore diakhiri dengan lagu yang sudah ditunggu-tunggu oleh para penonton dan membuat para penonton semakin sangat antusias untuk bernyanyi bersama mengikuti alunan lagu-lagu yang mereka bawakan. (CC)

Wilujeng Sumping! Selamat Datang! Om Swastiastu!

Halo halo! Selamat datang di blog sederhana namun bersahaja ini. :) Blog ini diciptakan dalam rangka menunaikan tugas yang merupakan rangkaian kegiatan Ospek Jurusan Jurnalistik Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran. Isi dari blog ini (nantinya) adalah sejumlah berita feature bertema musik yang ditulis oleh delapan orang kontributor angkatan 2009. Selamat membaca dan semoga bermanfaat!